Garudafood Tetap Optimis dengan Akusisi Prochiz

PT Garudafood Putra Putri Jaya Tbk (Garudafood) menggelar public expose secara elektronik pada 27 Oktober 2020 di kantor pusat Garudafood, Jakarta. Pelaksanaan public expose ini dipimpin oleh Hardianto Atmadja Direktur Utama Garudafood didampingi oleh Robert Chandrakelana Adjie dan Paulus Tedjosutikno selaku Direktur Garudafood. Agenda public expose memaparkan mengenai kinerja keuangan semester 1 2020 dan juga kondisi operasional terkini perusahaan.

Adapun kinerja Garudafood semester 1 2020 menunjukkan adanya tren perlambatan penjualan sebagai dampak pandemi. Dalam laporan keuangan Garudafood periode Juni 2020, tercatat bahwa perusahaan mengalami penurunan penjualan bersih sebesar 8,38% menjadi Rp3.914 miliar dari periode sama di tahun sebelumnya Rp4.270 miliar. Sedangkan laba bersih terkoreksi 49,77% menjadi Rp115 miliar dari periode Juni tahun lalu Rp229 miliar.

Total aset tumbuh sebesar 8% atau sebesar Rp5.468 miliar yang terdiri atas total liabilitas sebesar Rp2.874 miliar dan total ekuitas sebesar Rp2.594 miliar. Direktur Utama Garudafood, Hardianto Atmadja menjelaskan pandemi Covid 19 memberikan dampak yang cukup signifikan pada seluruh sektor industri, salah satunya industri makanan dan minuman sehingga saat ini bisnispun belum dapat pulih seperti sedia kala. Hal ini tercermin pada kinerja Garudafood, dimana penjualan kami di semester 1 2020 mengalami penurunan daripada tahun sebelumnya.

"Namun, kami berharap perekonomian di 2021 dapat berangsur membaik sehingga bisnis Garudafood dapat bertumbuh di tahun 2021. Kami tetap optimis dan cermat untuk menangkap setiap peluang dalam mengembangkan bisnis Garudafood salah satunya melalui open collaboration strategy," ujar Hardianto. Untuk itu, di penghujung tahun 2020, Garudafood merealisasikan rencana aksi korporasinya yaitu pengambilalihan 55% saham PT Mulia Boga Raya Tbk (MBR) pada 14 Oktober lalu. Total transaksi senilai Rp953.700.000.000 (sembilan ratus lima puluh tiga miliar tujuh ratus juta rupiah) dengan jumlah saham seluruhnya 825.000.000 saham.

Sebagai informasi, MBR merupakan produsen dalam industri pemrosesan keju dengan merk keju “Prochiz” yang sudah dikenal oleh masyarakat Indonesia melalui berbagai varian produknya yakni Prochiz Cheddar, Prochiz Gold Cheddar, Prochiz Slice, Prochiz Gold Slice, Prochiz Easy Melt, Prochiz Spready yang cocok sebagai selai pada roti serta Prochiz Mayo yaitu mayonaise untuk salad dressing maupun pendamping makanan lainnya. Melalui akuisisi ini laporan keuangan Garudafood akan dikonsolidasikan dengan MBR yang akan berdampak pada peningkatan laba dan penjualan Garudafood. Ke depannya, Garudafood akan mensinergikan bisnis keduanya dalam hal kegiatan operasional seperti pengembangan produk, aktivitas marketing hingga end to end supply chain.

Serta menerapkan strategi komplementer untuk pengembangan dan perluasan jaringan usaha baik di domestik maupun internasional. Sebelumnya, strategi open collaboration juga dilakukan Garudafood dengan menggandeng partner global yang telah sukses mengembangkan merek Bugles melalui produk Garuda O’Corn yang merupakan produk inovatif sebagai salah satu cara me leverage brand Garuda ke kategori non peanut. Sepanjang 2020, Garudafood tercatat telah merilis produk baru pada 2 kategori berbeda yaitu Chocolatos Milk Drink dalam kemasan Tetra Pak untuk kategori dairy serta Garuda Potato dan Garuda O’Corn.

Direktur Garudafood Paulus Tedjosutikno menambahkan, akuisisi Mulia Boga Raya akan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap laporan keuangan Garudafood. Diamemperkirakan, Mulia Boga Raya akan menambah pendapatanGOODsekitar 12% dari total saat ini. Pasalnya, pendapatan Garudafood pada 2019 mencapai Rp 8,4 triliun, sementara Mulia Boga Raya hampir Rp 978,8 miliar.

"Melihat secara sederhana konsolidasi laporan keuangan nantinya akan memberikan kontribusi signifikan. Apabila kami bisa mengelola atau mempertahankan kinerja, bakal ada tambahan penjualannya sekitar 12%," ungkap Paulus.

Leave a Reply

Your email address will not be published.