Filipina Buka Kesepakatan Energi Potensial dengan China Cabut Larangan Eksplorasi Minyak
Filipina akhirnya mencabut moratorium eksplorasi minyak dan gas di Laut China Selatan (LCS) yang akan berpotensi menciptakan usaha patungan antara Filipina dan China untuk mengeksplorasi sumber daya. Presiden Filipina Rodrigo Duterte telah menyetujui rekomendasi Departemen Energi negara itu untuk mencabut moratorium eksplorasi di Laut Filipina Barat. Seperti yang disampaikan Sekretaris Energi Alfonso Cusi pada Kamis lalu waktu setempat.
Dikutip dari laman Russia Today, Sabtu (17/10/2020), Kontraktor jasa dari tiga blok di Laut Filipina Barat telah diberitahu bahwa mereka dapat melanjutkan eksplorasi melalui izin masing masing. Sebelumnya, moratorium telah diberlakukan oleh pendahulu Duterte, Benigno Aquino III, saat Filipina menyeret China ke pengadilan terkait sengketa berkepanjangan mengenai klaim perairan teritorial di LCS. Kemudian pengadilan di Den Haag, Belanda pada tahun 2016 mendukung Filipina dan menyatakan klaim China merupakan hal yang keliru.
Namun China, bagaimanapun juga, belum mengakui keputusan tersebut, bahkan keputusan pengadilan itu telah meningkatkan ketegangan di LCS. China malah terus melanjutkan agendanya, karena menurut negara ini, sebagian besar laut Filipina adalah perairan China. Sengketa berkepanjangan di LCS melibatkan klaim teritorial tidak hanya dari China saja, namun juga negara lainnya seperti Vietnam, Filipina, Taiwan, Brunei, dan Malaysia.
China memiliki klaim teritorial sekitar 90 persen di LCS, hal itu yang akhirnya membuat negara yang dipimpin Presiden Xi Jinping itu berselisih dengan tetangganya. Terkait pencabutan moratorium Filipina, ini merupakan bagian dari upaya Duterte untuk melanjutkan kesepakatan eksplorasi minyak potensial bersama dengan China. Kesepakatan terkait luasnya pun telah disepakati antara kedua negara pada 2018 lalu.
Pada akhir tahun lalu, Menteri Luar Negeri China dan Filipina menyepakati kesepakatan bagi kedua negara untuk melakukan eksplorasi minyak dan gas bersama di LCS. Pembicaraan antara kedua negara yang membahas tentang potensi minyak dan gas LCS serta bagaimana cara memanfaatkannya ini pun telah berlangsung selama bertahun tahun. Namun, kesepakatan ini sulit dicapai, terutama karena klaim teritorial China atas cekungan tersebut, yang mencakup hampir keseluruhan wilayahnya.