Tantangan Transisi Energi yang perlu Dihadapi Di 2023
Salah satu rektor di kampus terbaik di Jakarta menjadi panelis pada seminar “Just Affordable Energy Transition”.
Prof.Ir.I Gusti Nyoman Wiratmaja, Ph.D selaku rektor Universitas Pertamina diundang untuk mengisi Panel Diskusi pada seminar yang diselenggarakan di Universitas Trisakti. Pada penuturannya, beliau membahas salah satunya tentang tantangan yang dihadapi pada era sekarang.
Rektor dari universitas swasta unggulan tersebut juga membuka mata para audiens tentang potensi besar yang ada di indonesia mengenai Energi Baru dan Terbarukan (EBT).
Tantangan yang akan Dihadapi dalam Melakukan Transisi Energi
Transisi energi menuju EBT sudah tentu memiliki tantangan tersendiri. Hal ini berkaitan dengan beberapa hal yang mungkin belum sepenuhnya dipersiapkan untuk menghadapinya.
Melalui seminar tersebut, sedikitnya 3 hal berikut yang, menjadi tantangan untuk beralih ke energi yang ramah lingkungan.
Sumber Daya Manusia (SDM) yang Kompeten
Tidak bisa dipungkiri, SDM selalu menjadi faktor penting dan utama dalam upaya inovasi yang dilakukan, terutama dalam bidang transisi energi. Guna bisa sampai ke tahap EBT, dibutuhkan SDM yang kompeten dan terampil.
Selain itu, ilmu yang mumpuni pun sangat diharapkan untuk bisa berkontribusi dalam mengembangkan inovasi demi mencapai transisi energi yang diinginkan. Mempersiapkan SDM yang unggul, harus dilakukan dari sekarang.
Universitas Pertamina sebagai salah satu kampus terbaik di Jakarta sedang mempersiapkan lulusan yang memiliki kompetensi yang baik.
Disrupsi pada Ranah Pendidikan
Ada gap yang terjadi pada sistem pendidikan dengan industri yang dibutuhkan. Program studi yang hadir harus diseimbangkan dengan perkembangan industri yang ada sekarang.
Hal ini berkaitan dengan mempersiapkan SDM tadi, dimana satuan pendidikan mengarahkan untuk bisa melahirkan lulusan yang cocok dengan kebutuhan industri yang berkembang begitu cepat.
Lonjakan Harga Energi pada Situasi Tertentu
Satu lagi hal yang menjadi tantangan dalam transisi energi, yaitu lonjakan harga energi yang kadang tidak menentu. Maksudnya, harga yang ada cenderung dipengaruhi oleh faktor geopolitik yang terjadi.
Faktor ini yang membuat lonjakan harga energi yang terjadi belum mampu menjamin kestabilan harganya secara jangka panjang.
Pada dasarnya, kesiapan untuk mulai menerapkan EBT harus dilakukan oleh semua pihak yang terkait. Mulai dari pemerintah, kesadaran SDM-nya, hingga industri yang ada.
Banyak dari kampus terbaik di Jakarta dan satuan pendidikan lainnya yang terus berupaya menghasilkan SDM yang unggul dan berdaya saing global.