Industri Direct Selling Justru Eksis di Tengah Pandemi Covid-19
Ketua Asosiasi Penjualan Langsung Indonesia (APLI), Kany V Soemantoro mengatakan, selama pendemi covid 19 ini, industri direct selling mampu memberikan income ke negara Rp 14,7 triliun. Bahkan update terakhir telah mencapai Rp 16,3 triliun. Di saat bisnis lain gulung tikar dan mem PHK karyawan namun industri direct selling justru eksis.
“Semua keberhasilan itu berkat leader/mitrabusaha/member yang selalu melakukan penjualan produk industri kami,” ungkap Kany V Soemantoro saat APLI Awards di Jakarta, Jumat (11/12/2020). Soemantoro menambahkan, dewasa ini banyak masyarakat yang dirugikan oleh maraknya praktik penipuan berkedok investasi, tabungan, arisan, investasi emas, asuransi dan sebagainya yang beroperasi menggunakan nama penjualan langsung atau multi level marketing. "APLI bersama para stakeholder terus berupaya memberantas praktik praktik ilegal seperti itu,” ujar Kany V. Soemantoro.
Dalam APLI Awards dihadiri Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal, Ba hlil Lahadalia, Kabreskrim Polri, Komjen Pol Drs Listyo Sigit Prabowo, M.Si. merupakan suatu rangkaian acara recognition kepada para mitra usaha sebagai Top Leader dari seluruh Perusahaan anggota APLI yang masuk kategori The Best Entrepreneur of The Year. “APLI juga memberikan penghargaan kepada pihak yang telah berjasa dalam Industri maupun Asosiasi yang masuk dalam kategori Lifetime Achievement Award dan penghargaan kepada Para Penyidik POLRI yang berprestasi dalam Industri Direct Selling. Harapan kami ke depannya industri direct selling akan lebih membantu perekonomian negara,” kata Kany V. Soemantoro.
Ketua MPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet) mengapresiasi eksistensi Asosiasi Penjualan Langsung Indonesia (APLI) yang telah berkontribusi pada perekonomian dan kesejahteraan rakyat. Merujuk laporan tahunan dari 147 perusahaan pada 2019, perusahaan direct selling, termasuk yang menjalankan penjualan dengan sistem berjenjang (multi level marketing atau MLM), berhasil mencatatkan transaksi penjualan Rp 14,7 triliun dengan melibatkan 5,3 juta mitra usaha. "Catatan menggembirakan lainnya yang patut diapresiasi adalah bahwa skema MLM ini juga dimanfaatkan bagi pelajar dan mahasiswa sehingga mereka bisa berwirausaha sambil menempuh pendidikan," ujar Bamsoet.
Sektor penjualan langsung MLM juga 'berjasa' menjaga dan melindungi produk dalam negeri. Karena lebih dari separuh atau sekitar 51,86 persen yang dijual adalah produk dalam negeri. Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia ini menerangkan, dalam rangka memajukan industri penjualan langsung, setidaknya ada tiga aspek yang perlu menjadi perhatian. Pertama, aspek kepercayaan yang menjadi landasan utama dalam proses transaksi.
Kedua, aspek alternatif pilihan yang dapat membantu masyarakat menentukan pilihannya tanpa ada skimming (kecurangan), fake selling (penipuan), intimidasi, ataupun monopoli. "Ketiga, aspek ketaatan regulasi. Setiap pelaku usaha harus taat mematuhi regulasi hukum yang telah ditetapkan pemerintah. Salah satu di antaranya adalah kewajiban membayar pajak," pungkas Bamsoet Sekjen APLI Ina Rachman menegaskan, agenda tahunan APLI Convention 2020 ini sejalan dengan misi dari Asosiasi Penjualan Langsung Indonesia.
Yakni jadi wadah perusahaan yang bergerak di bidang penjualan langsung, yang bekerja sesuai aturan aturan yang ditentukan serta ikut membina para anggota asosiasi agar menciptakan iklim usaha yang sehat, perilaku anggota yang terpuji dan menjunjung tinggi kode etik asosiasi dalam menjalankan usahanya. APLI juga menjalin kerja sama dengan instansi instansi Pemerintah yang terkait, demi pengembangan usaha kecil dan menengah yang dijalankan oleh mitra usaha secara sehat dan berkelanjutan serta terwujud perlindungan konsumen secara baik dan benar. "APLI membuka kesempatan pelatihan bagi anggota APLI tentang cara cara memajukan usaha, system administrasi yang baik, urusan perpajakan dan lain lain hal yang terkait untuk kemajuan usaha, terutama bagi anggota APLI berskala menengah dan kecil," katanya.